Sebagai suatu bangsa yang kaya akan suku, ras, agama dan adat istiadat, pemahaman dan penghormatan akan keberagaman perlu ditekankan dalam keseharian masyarakat Indonesia. Hal ini penting untuk disematkan dalam pendidikan baik formal maupun non-formal. Selain melalui materi pembelajaran, perlu pula diterapkan proses pembelajaran yang mendukung keterbukaan akan keberagaman tersebut.
Fenomena tersebut menjadi inti tema “Pendidikan Keterbukaan dalam Konteks Keberagaman” pada Dies Natalis ke-52 Fakultas Filsafat Universitas Katolik Parahyangan (FF Unpar) yang diselenggarakan pada Rabu (10/3/2021) di Kampus Unpar Ciumbuleuit, Bandung. Acara ini dihadiri secara terbatas oleh pimpinan Unpar termasuk Rektor Unpar Mangadar Situmorang, Ph.D. dan Ketua Senat Akademik sekaligus Guru Besar Filsafat Unpar Prof. Bambang Sugiharto, serta disiarkan melalui YouTube Unpar Official.
Pendidikan Keberagaman
Orator Dies Dr. Bartolomeus Samho menyampaikan Orasi bertajuk “Pembelajaran Toleransi untuk Mencegah Radikalisme: Perlukah?” Paparan selama 40 menit menyoroti hubungan antara proses pembelajaran dalam sistem pendidikan Indonesia dengan fenomena radikalisme dan intoleransi yang marak belakangan ini.
Samho mengamati bahwa fenomena ini semakin meningkat di kalangan anak-anak saat ini. Oleh karenanya, ia melihat pendidikan di sekolah perlu memperkuat nilai-nilai keberagaman guna menangkal tumbuhnya radikalisme. Data yang didapat dari pengamatannya juga memperlihatkan pentingnya metode belajar yang tepat, seperti kerja kelompok, guna menumbuhkan semangat keterbukaan dan toleransi peserta didik.
Pandangan Samho didukung dan diapresiasi oleh para penanggap. Secara terpisah, baik Prof. Ace Suryadi, Ph.D. dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) maupun Dr. Fransiskus Samong, OSC. menegaskan pentingnya pembelajaran yang mengedepankan nilai-nilai keberagaman.
Rangkaian Acara
Perayaan Dies Natalis ke-52 FF Unpar diawali dengan Misa Syukur yang dipimpin Uskup Keuskupan Bandung Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC. didampingi Konselebran R.D. Yohanes Driyanto, Pr. dari Keuskupan Bogor dan R.D. R.F. Bhanu Viktorahadi dari Keuskupan Bandung. Selain penyampaian orasi ilmiah, acara diisi dengan Laporan Dekan FF Unpar Dr.theol. Leonardus Samosir, OSC., serta penampilan virtual berupa koor, musik, dan art exhibition oleh para mahasiswa FF Unpar. (DAN – Divisi Publikasi)


